Sahabat Suara Islam , BERLIN - Seorang remaja Yazidi buka mulut soal pengalamannya dijadikan seorang tawanan dan budak seks oleh mil...
Sahabat Suara Islam, BERLIN - Seorang remaja Yazidi buka mulut soal pengalamannya dijadikan seorang tawanan dan budak seks oleh militan ISIS.
Ekhlas, nama remaja putri tersebut, masih berusia 14 tahun saat militan ISIS menculiknya di Irak, Agustus 2014 lalu.
Remaja itu diculik bersama ribuan perempuan Yazidi lain.
"Hidup saya awalnya indah, namun dalam dua jam saja semuanya berubah. Mereka datang dengan bendera hitam. Mereka membunuh para laki-laki dan memperkosa perempuan," cerita Ekhlas.
Saat daerah tempat tinggalnya dijajal oleh ISIS, Ekhlas dan keluarganya sempat mencoba untuk melarikan diri.
Namun, dirinya dan keluarganya tertangkap karena berlari kurang cepat.
"Mereka membunuh ayah saya di depan mata saya. Darahnya bersimbah di tangan mereka," kata Ekhlas lagi.
Ekhlas lalu diculik dan disekap di dalam sebuah penjara, bersama perempuan-perempuan lain yang di antaranya bahkan ada yang masih anak-anak.
Selama enam bulan disekap, Ekhlas dijadikan budak seks oleh seorang militan ISIS, yang memilihnya dari 150 gadis yang ditawan oleh kelompok itu.
"Setiap hari dalam enam bulan saya diperkosa. Saya sampai mencoba untuk bunuh diri," tutur Ekhlas, yang lalu menceritakan pemerkosanya.
"Dia berwajah jelek sekali, seperti seorang monster, dengan rambut gondrong. Badannya bau sekali," lanjut Ekhlas.
Ekhlas mengaku dirinya sangat ketakutan dengan militan ISIS yang setiap hari memerkosanya itu, sampai dirinya tak ingin melihatnya.
"Dan mengapa saya bisa menceritakan ini semua tanpa menangis? Karena air mata saya sudah habis," ucap Ekhlas.
Ekhlas kemudian berhasil melarikan diri saat militan pemerkosanya pergi untuk bertempur.
Kini Ekhlas tinggal di Jerman dan menjalani terapi dan edukasi di sebuah rumah sakit jiwa di sana.
Sekitar 9.900 warga Yazidi dibunuh atau ditangkap saat ISIS menjajah daerah Gunung Sinjar pada 2014 lalu.
Dari jumlah itu, sekitar 3.100 dibunuh melalui cara ditembak, dipenggal, atau dibakar hidup-hidup, sedangkan sisanya mati kelaparan, dehidrasi, atau terluka dalam penyerbuan ISIS.
Diselamatkan oleh seorang pengacara AS, Ekhlas bercita-cita ingin menjadi seorang pengacara.